Share

Kolaborasi Lintas Generasi dan Budaya, Rayakan Semangat Kartini Lewat Karya dan Aksi Nyata

JawaPos.com – Sebuah kolaborasi perempuan lintas generasi dan budaya bertajuk Perempuan Berkarya: Lintas Generasi dan Budaya dihelat untuk menghidupkan kembali nilai perjuangan perempuan Indonesia lewatkarya dan aksi nyata. Kolaborasi ini dijalankan dalam rangka Hari Kartini yang jatuh pada 21 April lalu.

Acara yang digelar di Warung Turki, Jakarta ini mempertemukan perempuan dari berbagai latar belakang, mulai dari komunitas perkawinan campur Srikandi, sociopreneur muda, desainer, pelajar, hingga pelaku usaha kreatif.

Sociopreneur Maya Miranda Ambarsari menekankan pentingnya solidaritas dan kolaborasi dalam komunitasperempuan lintas generasi dan budaya, termasuk bagi para generasi muda yang dapatmengekspresikan diri dan keunggulan mereka di bidangnya masing-masing dengan cara yang autentik.

“Saya percaya ketika perempuan dari berbagai generasi dan latar belakang bersatu, akan lahirinovasi, kreativitas, dan dampak sosial yang luar biasa. Melalui karya-karya ini, kita membawasemangat Kartini untuk terus relevan di masa kini,” ungkap Maya dalam keterangan tertulis yang diterima.

Sementara itu, Ketua Perkumpulan Srikandi Mixed Marriages Ani Natalia juga menegaskan pentingnya sinergilintas generasi untuk membangun masyarakat inklusif sebagai refleksi semangat perempuan masa kini. “Ini bukan sekadar perayaan Hari Kartini, tapi perwujudan semangat Kartini masa kini,perempuan yang berkarya, berkolaborasi, dan berbagi,” tutur Ani Natalia.

Ketua Harian Yayasan Inklusi Pelita Bangsa, Cahaya Manthovani yang juga hadir dalam acara itu menekankan bahwa kreativitas adalah kekuatan untuk peduli dan berkontribusi. Dia mendorong generasi muda untukmelihat karya sebagai bentuk tanggung jawab sosial yang dapat membawa perubahan positif bagibangsa.

“Kartini-kartini muda, ayo kita lebih berani lagi untuk menunjukkan kreativitas kita. Kita juga harus bangga dengan budaya kita sendiri, punya pride tersendiri, sehingga otomatis budaya kitajuga ikut terpromosikan. Terus berkarya, terus upgrade diri sendiri,” tutur Cahaya.

Salah satu sorotan utama acara ini adalah fashion show kolaboratif antara desainer Liesna Subianto dan ilustrator muda Nadira Parsa Manthovani.

Nara, sapaan Nadira, menampilkan tujuh karakter perempuan dari budaya Betawi, Jawa, Bali, Sumatera Barat, Dayak, Tionghoa, dan Papua dalam bentuk ilustrasi patchwork, yang kemudian diaplikasikan Liesna ke dalam desain kebaya modern.

“Ilustrasi saya terinspirasi dari keragaman budaya Indonesia. Saya ingin generasi muda lebihbangga dengan budaya sendiri, bukan hanya terpesona budaya luar,” tutur Nara.

Terdapat tujuh looks kebaya yang ditampilkan dengan mengusung model kutubaru dan kartinian, dua gaya klasik yang dipadukan dengan warna-warna cerah dan corak ilustrasi berani. Beberapa desain memperlihatkan kombinasi ilustrasi modern di satu sisi dan tenun tradisional berwarna pink di sisi lain, memperkaya narasi tentang keberagaman budaya Indonesia.

Sumber: Jawapos

Cahaya Manthovani, Maya Miranda Ambarsari, Perempuan Berkarya: Lintas Generasi dan Budaya, Srikandi Mixed Marriages, Yayasan Inklusi Pelita Bangsa