Jakarta, 5 Maret 2025
Hari ini saya mendapatkan kesempatan berharga untuk hadir langsung di tengah masyarakat yang sedang mengalami masa sulit. Bersama teman-teman dari Yayasan Inklusi Pelita Bangsa, kami mendatangi GOR Pengadegan, Jakarta Selatan, untuk menyalurkan bantuan kepada saudara-saudara kita yang terdampak banjir besar beberapa waktu lalu.
Daerah Pengadegan adalah wilayah yang rawan banjir, terutama karena kondisi geografisnya sebagai tanah cekungan. Banjir besar seperti ini memang kerap datang dalam siklus lima tahunan, tapi melihat langsung dampaknya—rumah-rumah terendam, aktivitas lumpuh, dan ribuan warga terpaksa mengungsi—membuat hati saya benar-benar tersentuh. Saya merasa terpanggil untuk membantu.
Kami membawa sejumlah bantuan seperti makanan siap saji, kasur, selimut, dan peralatan kebersihan. Bantuan ini memang sederhana, tapi saya percaya bahwa dari hal-hal kecil yang kita lakukan bersama, bisa lahir perubahan yang besar.
“Saya ingin mengajak semua teman-teman untuk memberikan bantuan dan mengulurkan tangan kepada sesama. Karena kalau bukan kita, siapa lagi?”
Saya percaya bahwa kepedulian tidak harus menunggu momen besar atau kondisi ideal. Justru di tengah keterbatasan, kita bisa menjadi cahaya bagi yang lain. Hari ini saya melihat sendiri betapa bantuan sekecil apa pun mampu menghadirkan harapan—dan harapan itu adalah awal dari pemulihan.
Bagi saya, aksi kemanusiaan bukan hanya soal memberi, tapi juga tentang hadir, menyapa, dan mendengarkan. Karena di saat-saat seperti inilah, solidaritas sesama manusia menjadi hal yang paling dibutuhkan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan terus peduli. Mari kita terus jaga semangat ini. Dan untuk saudara-saudara kami di Pengadegan—kalian tidak sendiri.
Instagram will load in the frontend.
Dengan penuh harap,
Cahaya Manthovani