Di tengah hiruk pikuk kota, nama Cahaya Manthovani bersinar terang sebagai sosiopreneur muda yang berdedikasi. Sebagai Ketua Harian Yayasan Inklusi Pelita Bangsa, Cahaya bukan sekadar nama baru dalam dunia aktivisme sosial, dia adalah perwujudan dari semangat berbagi yang telah tertanam sejak belia.
“Menjadi aktivis sosial itu bukan sesuatu yang tiba-tiba muncul,” tutur Cahaya mengawali ceritanya. “Tetapi dimulai dari zaman dulu sekali, saya masih kecil selalu ikut kegiatan sosial bersama keluarga.”
Bagi Cahaya, pengalaman masa kecil yang penuh dengan agenda membantu sesama di luar kewajiban ini secara natural menumbuhkan rasa empati dan kepedulian yang mendalam.
Pengalaman itulah yang pada akhirnya menggerakkan hatinya untuk secara aktif memimpin Yayasan Inklusi Pelita Bangsa, dengan misi mulia untuk menjangkau dan membantu masyarakat yang membutuhkan secara lebih luas.
Dedikasi Yayasan Inklusi Pelita Bangsa di bawah kepemimpinan Cahaya Manthovani terwujud dalam berbagai program nyata. Program utama mereka adalah mendukung inisiatif pemerintah dalam program makan bergizi gratis, namun dengan fokus khusus pada sekolah luar biasa (SLB).
“Khususnya untuk sekolah khusus berkebutuhan khusus seperti SLB 7 Jakarta, SKH Yayasan Karya Dharma di Kota Tangerang, dan nanti minggu depan kita juga akan ke beberapa sekolah SKH lainnya di Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan,” jelas Cahaya, menunjukkan komitmen mereka pada kelompok yang seringkali terpinggirkan.
Namun, kiprah mereka tak berhenti di situ. Yayasan ini juga sigap dalam merespons bencana. “Waktu ada bencana banjir, kita juga secara sigap langsung membantu masyarakat di Pancoran yaitu daerah Pengadegan,” ungkap Cahaya.
Bantuan yang diberikan pun sangat mendasar dan krusial, seperti kasur, makanan, dan selimut, yang sangat dibutuhkan oleh para korban. Selain itu, Yayasan Inklusi Pelita Bangsa juga menunjukkan kepeduliannya pada dunia olahraga disabilitas.
“Kami juga fokus untuk membantu teman-teman atlet disabilitas,” kata Cahaya. Mereka aktif dalam pencarian bibit atlet muda, anak-anak SD dan SMP, serta mendukung National Paralympic Committee (NPC) DKI Jakarta.
Tahun lalu, yayasan ini bahkan berpartisipasi dalam acara International Disability Day, dengan mengajak atlet-atlet paralimpiade Indonesia berjalan bersama sejauh 2 km di Taman Ismail Marzuki.
Semangat dan komitmen Cahaya Manthovani bersama Yayasan Inklusi Pelita Bangsa menjadi inspirasi bahwa kebaikan dapat dimulai dari hal kecil dan terus bertumbuh, melampaui batas, demi menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan peduli.